INSIDE – OUT; Prinsip yang Relevan dalam Mendidik Anak (1)

Oleh: Fathan Baequni

Pernahkah suatu saat, Anda MERASA begitu sulit menyuruh buah hati Anda untuk melakukan sesuatu hal? Pernahkah suatu saat, Anda MERASA begitu malas melakukan sebuah pekerjaan yang itu adalah tugas Anda?

Jika jawabannya adalah pernah, ada baiknya Anda mempelajari salah satu prinsip di alam semesta ini, yakni sesuatu yang tidak INSIDE – OUT berarti terpaksa, dan sesuatu yang terpaksa tidak akan bertahan lama.

***

Dr. Stephen Covey menyebutkan prinsip kehidupan adalah sesuatu yang asli merupakan hukum alam, bersifat universal, berlaku di seluruh dunia dan berlaku pada siapa saja tanpa memandang suku, ras dan agama.  Beliau mengatakan bahwa semestinya manusia dalam melakukan pekerjaannya senantiasa berpusat pada prinsip kehidupan ini.

Kebanyakan orang mengira bahwa dimensi hukum alam (dalam bahasa agama biasa disebut sunnatullah) hanyalah berkisar pada hal-hal yang berkaitan dengan fenomena alam seperti hukum gravitasi, hukum kelembaman atau semacamnya. Sesungguhnya sunatullah juga menyangkut tentang berbagai nilai luhur universal seperti; orang jujur dimanapun disukai orang, kesungguhan adalah jalan menuju kesuksesan, ketulusan adalah pangkal keberkahan, atau mencintai sesama adalah cara untuk dicintai sesama juga, dan termasuk yang sedang kita bicarakan saat ini; INSIDE – OUT.

Inside – Out, sebuah Fitrah Semesta Akar Pohon in outadalah bagian yang terpenting dalam struktur tumbuhan. Akar berfungsi sebagai penopang tegaknya tumbuhan secara keseluruhan, dan karenanya kita jumpai berbagai tumbuhan yang besar dan kokoh biasanya mempunyai akar tunggang yang menghujam ke dalam tanah, bukan akar serabut yang menancap di permukaan. Akar juga berfungsi sebagai penyerap air dan makanan dari dalam tanah. Dan karenanya tumbuhan yang akarnya tidak sehat akan tampak hidup “seadanya” meski berada di lahan yang subur.  Dalam kaitannya dengan ini, indah sekali Allah menyebutkan perumpamaan tentang karakter yang baik di dalam Al Quran: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat” (QS Ibrahim ayat 24 – 25).

Nasihat bijak nan akrab didengar mengatakan bahwa yang kau isikan ke dalam teko, itulah yang keluar saat kau tuang. Teko yang berisi air teh akan mengeluarkan air teh, teko yang berisikan air bening akan mengeluarkan air bening.  Itu semua adalah fenomena prinsip INSIDE – OUT ; bergerak dari dalam keluar.

Memahami Pola Inside – Out dalam Pikiran Manusia Adalah John Grinder dan Richard Bandler, dua orang yang mempelajari bahwa bahasa mempengaruhi pikiran dan selanjutnya pikiran mempengaruhi tingkah laku manusia.  Konsep itu kemudian terkenal dengan nama Neuro-Linguistic Program (NLP).  Teddi Prasetya Yuliawan dalam bukunya “NLP: The Art of Enjoying Life” menuliskan bahwa dalam NLP terdapat beberapa asumsi yang mendasari cara berpikir para NLP-er.

Setidaknya ada dua asumsi yang sangat erat kaitannya dengan pembahasan inside – out ini. Pertama asumsi yang berbunyi “the map is not the territory” dan yang kedua adalah “people respond the world according to their internal maps”.

Asumsi pertama mengajarkan bahwa apa yang kita lihat tentang peta Jakarta, bukanlah Jakarta yang sesungguhnya. Jika peta adalah paradigm, maka Jakarta adalah faktanya. Dalam praktiknya, setiap orang mempunyai paradigm yang berbeda-beda tentang satu hal. Bahkan kerap kali dua orang guru yang mengajar di satu lembaga yang sama, paradigmanya tidak sama tentang pekerjaan mengajar.

Asumsi kedua mengajarkan bahwa –dan ini menarik– respon seseorang tentang sesuatu (mengajar, misalnya) sangat dipengaruhi oleh paradigm yang dia miliki terhadap sesuatu (pekerjaan mengajar) itu.  Orang yang mempunyai paradigm bahwa mengajar adalah pengabdian, cara mengajarnya tentu berbeda dengan orang lain yang mempunyai paradigm bahwa mengajar adalah pekerjaan biasa sebagaimana pekerjaan mencari uang lainnya.

Nah… Sampai disini kita menemukan bahwa ternyata “inside” (sesuatu yang di dalam) itu bernama paradigma.  Paradigma mempengaruhi kinerja, dan kinerja mempengaruhi hasil yang didapat.  Dr. Stephen Covey menjelaskan kaitan antara ketiganya dalam sebuah siklus SEE – DO – GET.

Bagaimana Islam memandang INSIDE – OUT ? Meski tidak semua orang setuju untuk menjadikan ajaran agama sebagai sumber paradigma, penulis berpendapat bahwa Islam sangat sesuai untuk dijadikan sumber  paradigma bagi seorang muslim.  Dalam konteks inside – out, Islam mengajarkan bahwa perubahan memerlukan tahapan dan tahapan yang baik adalah tahapan yang bergerak dari dalam keluar.  Allah menurunkan Al Quran secara bertahap, tetapi secara garis besar terbagi menjadi tahapan Makkiyyah dan tahapan Madaniyah.  Surat-surat Makkiyyah (turun di paruh pertama masa kenabian) banyak berbicara tentang membangun keyakinan/aqidah; bagian inside.  Sedangkan surat-surat Madaniyah turun pada paruh kedua masa kenabian, berisi tentang pelaksanaan hukum agama, perintah sholat dan ekspansi keluar Madinah.  Bukankah itu inside – out?

Dalam sejarah Islam kita juga mendapati ternyata keberhasilan Muhammad SAW dalam mengubah peradaban arab jahiliyah menjadi peradaban Islam dengan cara membina komunitas kecil yang solid terlebih dahulu, sebelum kemudian berdakwah secara terang-terangan hingga kemudian membangun masyarakat Madinah.

Dalam konteks lain, Islam tidak menghendaki seseorang berdakwah menyuruh orang lain berbuat baik, sementara karakter dirinya tidak dibangun (QS Ash Shaf:1 – 3).  Sementara itu, Islam juga menyeru kaumnya untuk menjaga diri dan keluarganya dari siksa neraka.  Jika telah terbentuk keluarga-keluarga yang taat maka masyarakat yang taat pun sebuah keniscayaan adanya.

Menjadi Orang Tua yang INSIDE – OUT Sekarang, apa paradigma Anda tentang anak Anda? Lalu, paradigma macam apakah yang bisa Anda pilih tentang orang tua yang berkewajiban mendidik anak? Bagaimana menjadi orang tua yang inside – out? Bersambung...

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Hubungi kami
Send via WhatsApp